Sebuah buku karya Asma Nadia, seorang penulis yang tidak asing lagi terutama dikalangan akhwat-akhwat remaja dikalangan pelajar dan mahasiswa yang bergaul di lingkungan mesjid dan sejenisnya.
Saya pribadi sejak SMA sekitar 10 tahun yang lalu sudah mulai mengenalnya lewat majalah-majalah remaja islam semacam majalah Anida dan novel-novelnya yang banyak itu, yang masih melekat di ingatan saya waktu itu adalah novelnya yang berjudul “ketika mas gagah pergi”, tapi ini mah karangan kakaknya deng, Helvi Tiana Rosa, ibunya Faiz yang jago nulis juga dari kecil kayak ibunya.
Saya kan cowok/ikhwan, kok baca juga?
Ya gak sesering itu juga, cuma sekilas, karena majalah-majalah dan novel-novelnya berserakan dimana-mana, di perpus mesjid pas sma, di emperan-emperan pameran buku, dan tentunya karena pergaulan juga dengan para pembacanya itu yang muncul lewat obrolan, diskusi, dan tulisan tentunya.
Bahkan pernah suatu waktu saya ketemu langsung dengan Asma Nadia di SMA saya di Bandung, waktu itu ada ada acara Talk Show, waktu itu ada Ust Jeffri (UJ) juga di acara tersebut, hanya saja waktu itu UJ-nya belum se ngetop sekarang. Sama halnya Aa Gym yang dulu sempet ke SMA saya ngisi acara selagi belum ngetop..
Saya sempat menemani Mbak Asma Nadia sepulang dari acara tersebut, mengantarnya ke Stasiun Bandung, sambil nunggu kereta sempat makan bareng juga di salah satu tempat makan cepat saji yang ada di stasiun itu, dan tentu saja beliau yang nraktir, padahal masih ada dana acara kalau mbaknya mau.
Saya masih inget pengalaman itu, tapi saya yakin si mbaknya mah gak inget sama saya hehe
Kembali ke topik, Sakinah Bersamamu ini bukan buku baru, dicetak pertama kali tahun 2010, jadi udah 2 tahunan, memang cocok sekali untuk jadi kado pernikahan dan bagi yang mau menikah, tentu saja yang sudah menikah juga banyak manfaatnya baca buku ini. Saya pribadi mendapatkannya sebagai kado pernikahan saya seminggu yang lalu dari salah seorang sahabat saya waktu SMA, dan tentu saja dia akhwat, ada 2 buku Asma Nadia: Sakinah Bersamamu dan Muhasabah Cinta. Istri saya sudah lebih dulu membaca buku tersebut, sekarang giliran saya membacanya, meski bukunya rada akhwatisme, tentu akan lebih baik, sebagai suami juga memahami buku ini.
Bukunya berisi sebuah cerita seperti novel, cerita kehidupan suami-istri dan seluk beluk permasalahnnya disajikan dalam cerita novel dalam tiap bagian/bab cerita, diujung setiap bagian cerita ada pesan dari penulis, pesan hikmah pelajaran yang diambil dari setiap cerita itu.
Saya baru membaca 4 cerita, langsung gatel ingin menuliskan sedikit disini, yaitu cerita : Rahasia Mas Danu, Mata yang Sederhana, Ngambek, dan Dia dalam Mimpi-mimpi Rani.
Keempat cerita itu memiliki pesan masing-masing, Rahasia Mas Danu mengandung pesan menyikapi perbedaan karakter suami-istri yang kontras bak langit dan bumi, bak siang dan malam, suami yang tertutup kaku menikah dengan seorang istri yang ekspresif, terbuka. Dalam istilah lain, suaminya Introvert, istrinya ekstrovert.
Mata yang sederhana mengingatkan akan pentingnya sebuah penampilan, sebuah kesan, sebuah keindahan, menitikberatkan peran seorang istri terhadap suaminya bagaimana bisa menyejukan matanya, menentramkan suaminya melalui penampilan, bagaimana suami tidak bosan, membuat sesuatu yang berbeda dan berkesan.
Cerita Ngambek mengandung pesan sensitifitas, kepekaan dan kepedulian terhadap pasangannya. Bisa menangkap pesan dari pasangan kita dari bahasa nonverbalnya, gerak-gerik sikap dan perilakunya, dalam hal ini pesan nonverbal biasanya jauh lebih banyak dibandingkan yang verbal, yang dikatakan pasangan kita.Pasangan harus memiliki sense ini.
Dia dalam Mimpi-mimpi Rani bercerita tentang sosok masa lalu dari pasangan kita, sesosok orang yang kita cintai di masa lalu yang kemudian putus atau gagal di tengah jalan. Dan ketika sekarang bersama dengan yang lain dan menikah, bayangan dan mimpi-mimpi itu muncul lagi.
Itu sekilas isi dari buku ini, banyak pelajaran bagus tentang bagaimana mengelola hubungan suami istri supaya makin harmonis dan sakinah seperti judul bukunya. Tentu prakteknya tidak semudah yang dituliskan disana, jangan harap setelah baca buku ini kemudian sakinah itu langsung didapatkan. Butuh usaha cuy.. butuh proses dan waktu yang mungkin tidak secepat yang diharapkan, disitu ada seninya yang harus kita mainkan. Tapi bukan berarti gak baca buku, itu mah wajib, nyari ilmu itu wajib, tapi ilmu tanpa amal apalah gunanya.. jangan berhenti disitu maksudnya.
Ini mah review-review-an buku versi saya yang masih belajar nulis, kalau ada manfaatnya ya alhamdulillah, itu yang diharapkan jadi kebaikan. amiiin